Sebuah artifak yang dinamakan Dogu merupakan figur aneh yang berasal dari kebudayaan Neolitik ini dibuat oleh suku purba di wilayah Jepang dari periode Jomon (14,000 SM – 400 SM). Suku purba Jomon diketahui merupakan orang-orang yang pertama kali menggunakan tanah liat untuk membuat beberapa peralatan tembikar. Sama seperti suku Dogon di Afrika, masyarakat Jomon juga dikait-kaitkan memiliki kontak dengan para Astronot kuno pada masa silam. Salah satu peninggalan mereka yang banyak dijadikan bukti akan kehadiran Astronot Kuno adalah Dogu. Figur kuno ini menurut para arkeolog sangat menarik sekaligus membingungkan. Dogu digambarkan menyerupai sosok astronot modern yang dibekali beberapa peralatan canggih pada baju luar angkasanya. Setidaknya ada sekiktar 30 obyek yang melekat pada tubuh Dogu dikatakan meyerupai dengan peralatan astronot masa kini. “Dogu memiliki detail yang sempurna akan sosok Astronot masa silam”, itulah kalimat yang sering diucapkan para penganut teori Astronot kuno.
Diseluruh dunia banyak ditemukan artifak dan situs-situs kuno yang mengindikasikan akan kehadiran para astronot kuno yang datang ke Bumi dari peradaban cerdas di bintang lain. di Val Cominica, Italia terdapat lukisan kuno berusia lebih dari 7000 tahun yang menggambarkan sosok-sosok manusia ber-helm layaknya astronot lengkap dengan seragam luar angkasanya. Gambaran serupa juga bisa ditemukan di sekitar gurun Sahara. Suku Aborigin kuno di Australia juga meninggalkan gambaran-gambaran semacam ini. Di situs purbakala Tiahuanaco, Bolivia dan Mahenjo Darro, India terdapat pula ukuran yang disebut sebagai “Para Dewa Langit” yang bentuknya menyerupai sosok Dogu.
Legenda-legenda kuno diseluruh dunia, seperti fragmen epik kepahlawanan Gilgamesh dan Oannes juga menceritakan kehadiran makhluk-makhluk cerdas dari peradaban jauh. Kebanyakan substansi ceritanya hampir sama yaitu mengenai kedatangan para “Dewa” dari luar angkasa dengan menunggangi kendaraan perangnya, bersosialisasi dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan seperti Astronomi, Arsitektur, dsb kepada makhluk-makluk primitif penghuni bumi.
Banyak kemiripan antara suku purba Jomon kuno di Jepang dengan suku Dogon di Mali. Mereka sama-sama memiliki kisah turun temurun akan kehadiran Astronot Kuno dan mereka sama-sama memiliki figur yang menggambarkan sosok makhluk tersebut. Para penganut teori Astronot kuno meyakini kata Dogu pada ukiran milik suku Jomon memiliki makna yang sama dengan Dogon. Keduanya mungkin memiliki arti yang sama namun beda dalam penulisan dan pelafalan. Hipotesa yang lebih berani mengatakan bahwa kata tersebut merupakan nama dari peradaban makhluk cerdas yang mengunjungi mereka pada masa silam.
Diseluruh dunia banyak ditemukan artifak dan situs-situs kuno yang mengindikasikan akan kehadiran para astronot kuno yang datang ke Bumi dari peradaban cerdas di bintang lain. di Val Cominica, Italia terdapat lukisan kuno berusia lebih dari 7000 tahun yang menggambarkan sosok-sosok manusia ber-helm layaknya astronot lengkap dengan seragam luar angkasanya. Gambaran serupa juga bisa ditemukan di sekitar gurun Sahara. Suku Aborigin kuno di Australia juga meninggalkan gambaran-gambaran semacam ini. Di situs purbakala Tiahuanaco, Bolivia dan Mahenjo Darro, India terdapat pula ukuran yang disebut sebagai “Para Dewa Langit” yang bentuknya menyerupai sosok Dogu.
Legenda-legenda kuno diseluruh dunia, seperti fragmen epik kepahlawanan Gilgamesh dan Oannes juga menceritakan kehadiran makhluk-makhluk cerdas dari peradaban jauh. Kebanyakan substansi ceritanya hampir sama yaitu mengenai kedatangan para “Dewa” dari luar angkasa dengan menunggangi kendaraan perangnya, bersosialisasi dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan seperti Astronomi, Arsitektur, dsb kepada makhluk-makluk primitif penghuni bumi.
Banyak kemiripan antara suku purba Jomon kuno di Jepang dengan suku Dogon di Mali. Mereka sama-sama memiliki kisah turun temurun akan kehadiran Astronot Kuno dan mereka sama-sama memiliki figur yang menggambarkan sosok makhluk tersebut. Para penganut teori Astronot kuno meyakini kata Dogu pada ukiran milik suku Jomon memiliki makna yang sama dengan Dogon. Keduanya mungkin memiliki arti yang sama namun beda dalam penulisan dan pelafalan. Hipotesa yang lebih berani mengatakan bahwa kata tersebut merupakan nama dari peradaban makhluk cerdas yang mengunjungi mereka pada masa silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar